BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sejalan
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa mereka juga meningkat
dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan. Anak-anak secara bertahap berubah
dari melakukan ekspresi menjadi
melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, yang juga berubah dari komunikasi
melalui gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu
mengembangka keterampilan berbicara melaalui percakapan yang dapat memikat
orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti
bertanya, berdialog dan bernyanyi. Sejak usia 2 tahun anak menunjukkan minat
untuk menyebut nama benda. Minat tersebut
terus berkembang sejalan dengan bertambah usia dan menunjukkan bertambah
pula perbendaharaan kata. Dengan perbendaharaan kata yang di milki anak mampu
berkomunikasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Anak dapat menggunakan
bahasa dengan ungkapan yang lebih kaya ungkapen melalui bermain peran.
B. Rumusan
masalah
1. Apa
yang di maksud dengan perkembangan bahasa anak?
2. Apa
yang di maksud dengan pengembangan bahasa lisan anak usia dini?
3. Apa-apa
saja aspek perkembangan bahasa anak usia dini?
4. Apa-apa
saja prinsip perkembangan bahasa anak usia dini?
5. Apa-apa
saja Karakteristik kemampuan bahasa anak usia dini?
6. Apa-apa
saja Keterkaitan kemampuan kognitif bahasa dengan kemampuan bahasa?
7. Apa
saja Proses perkembangan bahasa anak usia dini?
8. Bagaimana
Implikasi perkembangan bahasa dalam proses pembelajaran efektif di taman
kanak-kanak?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang perkembangan bahasa anak
2. Untuk
mengetahui tentang pengembangan bahasa lisan anak usia dini
3. Untuk
mengetahui tentang aspek perkembangan bahasa anak usia dini perkembangan bahasa
anak usia dini
4. Untuk
mengetahui tentang prinsip perkembangan bahasa anak usia dini
5. Untuk
mengetahui Karakteristik kemampuan bahasa anak usia dini?
6. Untuk
mengetahui tentang Keterkaitan kemampuan kognitif bahasa dengan kemampuan
bahasa
7. Untuk
mengetahui tentang Proses perkembangan bahasa anak usia dini
8. Untuk
mengetahui bagaimana Implikasi perkembangan bahasa dalam proses pembelajaran
efektif di taman kanak-kanak
BAB II
ISI
A. Perkembangan
bahasa anak
Perkembangan
bahasa sebagai salah satu dari kemampuan daar yang harus dimiliki anak, sesuai
dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah
suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai
factor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan
sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system symbol untuk berkomunikasi yang
meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa),
semantic (variasi arti), dan pragmatic (penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak
dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada
orang lain.
Anak
usia dini, khususnya usia 4-5 tahun dapat mengembangkan kosa kata secara
mengagumkan. Owens (dalam Rita Kurnia, 2009:37) mengemukakan bahwa “anak usia
tersebut memperkaya kosa katanya melalui pengulangan”. Mereka sering mengulangi
kosa kata yang baru dan unik sekalipun belum memahami artinya. Dalam
mengembangkan kosa kata tersebut, anak menggunakan fast wrapping yaitu suatu
proses dimana anak menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua
kali dalam dialog. Pada masa dini inilah anak mulai mengkombinasikan suku kata
menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.
Anak
usia 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900-1000 kosa kata yang berbeda.
Mereka menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat yang dapat berbentuk kalimat
pernyataan, negative, Tanya, dan perintah. Anak usia 4 tahun sudah mulai menggunakan
kalimat yang beralasan seperti “saya menangis karena sakit”. Pada usia 5 tahun
pembicaraan merka mulai berkembang dimana kosa kata yang digunakan lebih banyak
dan rumit.
Berpartisipasi
dalam komunikasi bahasa seperti dalam penciptaan teks, baik lisan maupun
tulisan. Haliday dan Hasan (dalam Rita Kurnia, 2009:38) mendefinisikan “teks
sebagai wacana, lisan maupun tulisan, seberapapun panjangnya, yang membentuk
satu kesatuan yang utuh”. Hymess (dalam Rita Kurnia, 2009:38) menyebut
“kemampuan berkomunikasi, yang berarti menciptakan wacana, sebagai
communicative competence.” Dengan demikian, kurikulum yang mengklaim sebagai
berbasis kompetensi. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa kurikulum 2004 berbeda
dengan kurikulum pendahulunya dalam dua hal yang mendasar. Pertama, kurikulum
ini didasarkan kepada rumusan kompetensi komunikatif yang didefinisikan sebagai
kompetensi wacana tersebut digunakan pendekatan (pendidikan) literasi.
Perkembangan
berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif
dalam membentuk arti.kajian tentang perkembangan berbicara pada anak tidak
terlepas dari kenyatan adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara, maupun
kualitas dan kuantitas anak dalam menghasilkan bahasa. Anak yang satu lebih
cepat, lebih luwes, lebih rumit, dalam mengungkapkan bahasanya, ataupun lebih
lambat dari yang lain. Kajian tentang perkembangan menulis pada anak berkaitan
dengan suatu proses yang dilakukan anak sehingga menghasilkan bentuk tulisan.
Perkembangan
berbicara pada anak berawal dari anak menggumam maupun membeo, sedangkan
perkembangan menulis pada anak berawal dari kegiatan mencoret-coret sebagai
hasil ekspresi mereka. Dyson (dalam Rita Kurnia, 2009:39) berpendapat bahwa
“perkembangan berbicara memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan
menuykis pada anak”. Anak memiliki kemampuan menulis dipengaruhi oleh kemampuan
sebelumnya (dalam hal ini kemampuan berbicara) sehingga dapat dituangkan dalam
bentuk tulisan.
Dalam
berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri.
Hal ini tidak sama dengan menulis, dimana diperlukan suatu aturan berbahasa
yang baik, benar dan tertib. Dengan kata lain dalam menulis diperlukan adanya
keserasian antara pikiran dan tatanan dalam berbahasa yang tepat dalam
mengekspresikan gagasan yang tertuang dalam lambang-lambang bahasa tulisan.
B. Pengembangan
bahasa lisan
Anak
“mempelajari” bahasa dengan berbagai cara, yakni meniru, menyimak,
mengekspresikan, dan juga bermain. Melalui bermain, anak dapat belajar
menggunakan bahasa secara tepat dan belajar mengkomunikasikannya secara efektif
dengan orang lain. Melalui bermain anak juga belajar tentang daya bahasa.
Banyak ungkapan yang di
kemukakan untuk menggambarkan bagaiman pentingnya bahasa bagi manusia. Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia umumnya dan dalam kegiatan
berkomunikasi khususnya. Seperti di kemukakan oleh Laird bahwa tiada
kemanusiaan tanpa bahasa dan tidak ada peradaban tanpa bahasa lisan. Manusia
tidak berfikir hanya dengan otaknya, tetapi juga memerlukan bahasa sebagai
mediunya. Orang lain tidak akan dapat memahami hasil pemikiran kita kalau tidak
di ungkapkan dengan menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
Begitu juga halnya
peranan bahasa bagi anak. Bahasa memberiakan sumbangan yang pesat dalam
perkembangan anak menjdi manusia dewasa. Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh
dari organism biologis menjadi pribadi dalam kelompok. Pribadi itu berfikir,
berperasaan, bersikap, berbuat serta memandang dunia dan kehidupan seperti
masyarakat di sekitarnya. Sehubungan dengan peranan penting bahasa dalam
kehidupan.
Haliday(dalam Rita Kurnia, 2009:68)
mengemukakan “beberapa fungsi bahasa
bagi anak, fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi
instrumental; bahasa di gunakan sebagai alat perpanjangan tangan”tolong ambilkan pensil’’.
2.
Fungsi
regulative; bahasa di gunakan untuk mengatur orang lain” jangan ambil buku ku!”
3.
Fungsi
interaksional; bahasa di gunakan untuk bersosialisasi “ apa kabar?”
4.
Fungsi
personal; bahasa di gunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
sebagainya. “saya senamg sekali!”
5.
Fungsi
heuristic / mencari informasi; bahasa di gunakan untuk bertanya. “Apa itu?”
6.
Fungsi
imajinatif; bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan, misalnya,
bermain-main dengan bunyi, irama.
7.
Fungsi
representative; bahasa di gunakan untuk memberikan informasi atau fakta. “sekarang hujan”.
Bahasa merupakan sarana yang paling
penting dalam komunikasi manusia. Bahasa bersifat unik sekaligus bersifat
universal bagi manusia. Dalam kenyataan kegiatan sehari-hari kita amati bahwa
hanya manusialah yang mampu menggunakan komunikasi verbal dan kita amati pula
bahwa manusia mampu mempelajarinya. Inilah yang menyebabkan tingkah laku
manusia secar esensial berbeda dengan tingkah laku hewan. Tingkah laku bahasa
adalah satu diantara bentuk yang paling member pada tingkah laku insani.
Tingkah insane ini tergambar dengan suasana adanya pengiriman dan penerima.
Penerima bias dalam bentuk pendengar atau pembaca. Jadi, keterampilan yang
harus di miliki anank mencakup 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca.
Keterampilan
berbahasa tidak di kuasai dengan sendirinya oleh anak. Akan tetapi,
keterampilan berbahasa akan di peroleh melalui proses pembelajaran atau
memerlukan upaya pengembangan.
C. Aspek-aspek
perkembangan bahasa anak usia taman kanak-kanak
Anak
usia taman kanak-kanak berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif.
Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginananya,
penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan
sudah dapat di gunakan anak sebagai alat berkomunikasi. Aspek-aspek yang
berkaitan dengan perkembangan bahasa anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kosa
kata
Seiring dengan perkembangan anak
dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang
dengan pesat.
2.
Sintaksis (tata bahasa)
Walaupun anak belum
mempelajari tata bahasa, akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang di
dengar dan di lihat anak di lingkungannya, anak telah dapat menggunakan bahasa
lisan dengan susunana kalimat yang baik. Misalnya: “Rita memberi makan kucing” bukan
“kucing Rita makan memberi”.
3. Semantik
Semantik maksudnya
penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman kanak-kanak sudah dapat
mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan menggunakan
kata-kata dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk menyatakan
penolakan.
4. Fonem
(satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)
Anak di taman
kanak-kanak sudah memilki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang di dengarnya
menjadi satu kata yang mengabdung arti. Misalnya: i.b.u menjadi ibu.
D. Prinsip
perkembangan bahasa anak usia taman kanak-kanak
Sesuai
dengan pendapat Vigotsky tentang prinsip zone
of proximal yaitu zona yang berkaitan dengan perubahab dari potensi yang di
miliki oleh anak menjadi kemampuan aktual, maka prinsip-prinsip perkembangan
bahsa anak usia taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:
1. Interaksi
Interaksi anak dengan
lingkungan sekitarnya, membantu anak memperluas kosa katanya dan memperoleh
contoh dalam menggunakan kosa kata tersebut secara tepat.
2. Ekspresi
Mengekspresikan
kemampuan bahasa. Ekspresi kemampuan bahasa anak dapat di salurkan melalui
pemberian kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya
secara tepat.
E. Karakteristik
kemampuan bahasa anak usia taman kanak-kanak
1. Karakteristik
kemampuan bahsa anak usia 4 tahun
a. Terjadi
perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahsa anak. Ia telah dapat menggunakan
kalimat dengan baik dan benar.
b. Telah
menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang di gunakannya.
c. Dapat
berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain
berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
2. Karakteristik
kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun
a. Sudah
dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
b. Lingkup
kosa kata yang dapat di ucapkan anak menyangkut: warna, ukuran, bentuk, rasa,
bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan
(kasar halus)
c. Anak
usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.
d. Dapat
berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan orang lain
berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
e. Percakapan
yang di lakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentarnya
terhadap apa yang di lakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa
yang di lihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi
diri,menulis, membaca dan bahkan berpuisi.
F. Keterkaitan
kemampuan kognitif bahasa dengan kemampuan bahasa.
Menurut
pandangan Piaget dan Vygotsky(dalam Martini Jamaris,2006:33) “perkembangan
bahasa berhubungan dengan perkembangan kognitif”. Hal ini dapat di lihat dari
kemampuan bahasa anak usia 3-5 tahun. Berdasarkan fase perkembangan kognitif
yang di kemukakan oleh Piaget, anak tersebut berada dalam fase praoperasional.
Pada fase ini, fungsi simbolis anak berkembang dengan pesat. Fungsi simbolis
berkaitan dengan kemampuan anak untuk membayangkan tantang sesuatu benda atu
objek lainnya secara mental, atau tanpa kehadiran benda atau objek secara
konkret. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa anak pada fase ini juga di warnai
oleh fungsi simbolis.
G. Proses
perkembangan bahasa
Vygotsky (dalam Martini Jamaris,
2006:34) mengemukakan bahwa “ada dua alasan yang menyebabkan perkembangan
bahasa berkaitan dengan perkembangan kognitif,
Pertama, anak harus menggunakan bahasa
untuk berkomunikasi atau berbicara den gan
orang lain. Kemampuan ini di sebut dengan kemampuan bahasa secara eksternal dan
menjadi dasar bagi kemampuan berkomunikasi kepada diri sendiri.
Pengaruh orang dewasa sangat penting
dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak secara eksternal. Orang dewasa
memperkaya kosa kata anak. Ia memberikan contoh tentang cara-cara berkomunikasi
dengan bahasa yang baik dan benar.
Kedua, transisi dari kemampuan
berkomunikasi secara eksternal kepada kemampuan berkomunikasi secara internal
membutuhkan waktu yang cukup panjang. Transisi ini terjadi pada fase
praoperasional, yaitu pada usia 2-7 tahun. Selama masa ini, berbicara pada diri
sendiri merupakan bagian dari kehidupan anak. Ia akan berbicara dengan berbagai
topik dan tentang berbagai hal, melompat dari satu topik ke topik lainya. Pada
saat ini anak sangat enag bermain bahasa dan bernyanyi. Pada usia 4-5 tahun,
anak sudah dapat berbicara dengan bahasa yang baik, hanya sedikit kesalahan
ucapan yang di lakukan anak pada masa ini.
Ketiga, pada perkembangan selanjutnya
anak akan bertindak tanpa berbicara. Apabila hal ini terjadi, maka anak telah
mampu menginternalisasi percakapan egosentris (berdasarkan sudut pandang
sendiri) ke dalam percakapan di dalam dri sendiri”.
Anak yang banyak
melakukan kegiatan berbicar pada diri sendiri, yang di lanjutkan berbicara
dalam diri sendiri lebih memiliki kemampuan sosial daripada anak yang pada fase
praoperasional kurang melakukan kegiatan tersebut.
H. Implikasi
perkembangan bahasa dalam proses pembelajaran efektif di taman kanak-kanak
a. Menciptakan
situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan
bahasanya. Kesempatan ini dapat di lakukan melalui kegiatan bercakap-cakap,
bercerita, bertanya dan menjawab pertanyaan.
b. Menyediakan
saran pebdukung perkembangan bahasa anak. Misalnya, menyediakan alat permainan
yang menstimulasi perkembangan bahasa anak.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa
merupakan sarana yang paling penting dalam komunikasi manusia. Bahasa bersifat
unik sekaligus bersifat universal bagi manusia. Dalam kenyataan kegiatan
sehari-hari kita amati bahwa hanya manusialah yang mampu menggunakan komunikasi
verbal dan kita amati pula bahwa manusia mampu mempelajarinya. Inilah yang menyebabkan
tingkah laku manusia secar esensial berbeda dengan tingkah laku hewan. Tingkah
laku bahasa adalah satu diantara bentuk yang paling member pada tingkah laku
insani. Tingkah insane ini tergambar dengan suasana adanya pengiriman dan
penerima. Penerima bias dalam bentuk pendengar atau pembaca. Jadi, keterampilan
yang harus di miliki anank mencakup 4 keterampilan berbahasa yaitu menyimak
atau mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca.
Keterampilan berbahasa
tidak di kuasai dengan sendirinya oleh anak. Akan tetapi, keterampilan
berbahasa akan di peroleh melalui proses pembelajaran atau memerlukan upaya
pengembangan.
B. Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca, terutama bagi kita calon
pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rita kurnia. 2009. Metodologi pengembangan bahasa anak usia dini. Cendikia insani.
Pekanbaru.
2.
Martini Jamaris. 2006. Perkembangan dan pengembangan anak usia
taman kanak-kanak. Grasindo. Jakarta.
3.
Wilson. 2009. Konsep dasar pendidikan anak
usia dini. FKIP UNRI. Pekanbaru.
Assalamkum , Ijin Shere, Syukur-syukur Berguna Kami Produsen & Supplier Furniture Mungkin Bisa Di Add PIN saya Buat Silatuhrahmi, Atau Nambah-nambah Relasi Dengan Kami.
BalasHapusPin: 29B6FE54
Call Us : 082-220-960-468.
Email: fauzulghufron@gmail.com
web:www.galeryfurniturejepara.com
web: www.indomebeljati.com,
Addres: JL. Jepara -Kudus, Desa Tahunan, Kec Tahunan, Kab Jepara, Jawa Tengah, Indonesia , Pos:59451, Dengan Senag Hati Menjalin Silatuhrahmi dengan anda Amin , Semoga Bermanfaat,
assalamu'alaikum.. izin share... syukron...
BalasHapusassalamu'alaikum.. izin share... syukron...
BalasHapus