BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Layanan
pendidikan anak usia dini dapat berupa KB dan TK yang memerlukan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan yang dibuat guru
dalam rangka membelajarkan anak yang berarti membuat anak dalam kondisi
belajar. Kegiatan pembelajaran ini digunakan untuk memberikan arahan dalam
menyiapkan, melaksanakan dan mengevalusi kegiatan pembelajaran anak.
Pembelajaran yang tepat akan memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan belajar anak.
Kegiatan
pembelajaran yang di susun secara baik akan menjadi jaminan separuh kegiatan
yang berhasil di laksanakan, bagi seorang pendidik menyusun kegiatan
pembelajaran bagi anak usia dini merupakan sebuah tantangan khusus karena
pembelajaran di TK dan di KB memerlukan
kegiatan pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak. Karena
itulah dalam kegiatan pembelajaran harus serat dengan kegiatan-kegiatan main
yang mampu menarik perhatian anak usia dini.
2.
Rumusan masalah
a. Apa
saja program pembelajaran di TK?
b. Apa
saja kegiatan pembelajaran di TK?
c. Apa
saja kegiatan pembelajaran di kelompok bermain?
3.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui program pembelajaran apa saja yang ada di TK
b. Untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran apa saja yang ada di TK
c. Untuk
mengetahui kegiatan pembelajaran apa saja yang ada di kelompok bermain
BAB
II
ISI
A.
Program pembelajaran di TK
1. Pengelolaan
pembelajaran di TK
Adapun pengelolaan pembelajaran di TK
adalah:
a. Pengaturan
ruangan/ kelas
Ruangan/ kelas diatur sedemikian rupa,
sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seefisien mungkin. Dalam
pengaturan ruangan/ kelas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Susunan
meja, kursi anak bersifat fleksibel dan dapat berubah-berubah
2. Pada
waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk dikursi, tetap dapat juga
duduk di tikar/ karpet
3. Penyediaan
alat bermain/ sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan
4. Pengelompokan
meja disesuaikan dengan kebutuhan sehingga cukup ruang gerak bagi anak didik
b. Pengorganisasian
anak didik
Kegiatan pembelajaran yang direncanakan
oleh guru sehari-hari dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1. Kegiatan
klasikal
Kegiatan klasikal artinya kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu kegiatan
yang sama. Pengorganisasian anak pada saat kegiatan awal dan akhir pada umumnya
dilaksanakan dengan kegiatan klasikal
Contoh:
Dalam kegiatan klasikal, teknik/metode
yang dapat digunakan misalnya menyanyi, bercakap-cakap, bercerita dan
lain-lain.
2. Kegiatan
kelompok
Kegiatan kelompok artinya dalam satu
satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang
berbeda-beda. Hal yang perlu di perhatikan pada kegiatan kelompok hendaknya
dipilih kegiatan yang diperkirakan anak dapat menyelesaikan kegiatan dalam
waktu yang hamper bersamaan. Pada umumnya kegiatan kelompok digunakan untuk
pengorganisasian anak pada saat kegiatan inti.
Contoh:
Dalam kegiatan kelompok terdapat
beberapa kegiatan, dimana satu kelompok yang terdiri dari beberapa anak yang
mengerjakan kegiatan yang sama. Sebelum anak dibagi dalam kelompok, guru
hendaknya menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing
kelompok yang telah direncanakan.
3. Kegiatan
individual
Kegiatan individual artinya setiap anak
dimungkinkan memilih kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Contoh:
Pada kegiatan pembelajaran berdasarkan
minat, anak melakukan kegiatan individual dengan memilih kegiatan yang sesuai
dengan minat dan keinginannya.
c. Pengaturan
alat/ sumber belajar
Alat/ sumber belajar di TK dapat di
bedakan menjadi dua kelompok, yakni alat/ sumber belajar didalam ruangan/ kelas
dan alat/ sumber belajar diluar ruangan kelas.
1. Alat/
sumber belajar didalam ruangan/ kelas
Alat/ sumber belajar didalam ruangan/
kelas diatur sedemikian rupa sesuai dengan situasi, kondisi dan model
pembelajaranyang diterapkan di TK
(a) Pembelajaran
kelompok dengan kegiatan pengamatan
Kegiatan pengaman digunakan pada model
pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman. Kegiatan adalah kegiatan yang
dimaksudkan agar anak-anak yang telah menyelesaikan tugas terlebih dahulu dalam
kelompok dan kegiatan pada kelompok lain tidak terdapat tempat duduk yang
kosong sehingga anak tersebut tidak mengganggu teman lain. Alat-alat bermain/
sumber belajar pada kegiatan pengaman
antara lain misalnya balok-balok bangunan, mainanan konstruksi,
macam-macam kendaraan, kotak menara, alat pertukangan, leg puzzle, permainan pola dan alat bermain/ sumber belajar
lainnya.
(b) Pembelajaran
kelompok dengan sudut- sudut kegiatan
Alat/ sumber belajar yang diperlukan
pada pembelajaran kelompok dengan sudut-sudut kegiatan diatur sedemikian lupa
didalam ruangan/ kelas dan disusun menurut sifat dan tujuan kegiatannya. Alat/
sumber belajar yang disediakan dalam sudut-sudut ini beraneka ragam alat/
sumber belajar yang dapat meransang anak untuk melakukan kegiatan bermain
dengan tangan. Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Sudut
keluarga
Alat-alat yang disediakan antara lain,
seperti meja-kursi tamu, meja kursi makan, peralatan makan, tempat tidur dan
kelengkapannya, lemari pakaian, lemari dapur, rak piring, peralatan masak
(kompor, panci, dan sebagainya), setrika, cermin, bak cucian/ ember, papan cucian,
serbet, celemek, boneka, dan sebagainya.
(2) Sudut
alam sekitar dan pengetahuan
Alat-alat yang disediakan antara lain,
akuarium beserta kelengkapannya, timbangan, biji-bijian dengan tempatnya,
batu-batuan, gambar proses pertumbuhan tanaman, magnet, kaca pembesar, benda-benda laut seperti
kulit-kulit kerang, meja untuk tempat benda-benda yang menjadi objek
pengetahuan, alat-alat menyelidiki alam sekitar dan sebagainya.
(3) Sudut
pembangunan
Alat-alat yang disediaka antara lain
alat-alat untuk permainan kontruksi, seperti balok-balok bangunan, alat-alat
pertukangan, rak-rak tempat balok, macam-macam kendaraan kecil, permainan logo,
menara gelang, permainan pola, kotak menra dan sebagainya.
(4) Sudut
kebudayaan
Alat-alat yang disediakan terdiri dari
peralatan music/ perkusi, rak-rak buku atau perpustakaan, buku-buku bergambar
(seri binatang, seri buah-buahan, seri bunga-bungaan), buku-buku pengetahuan,
peralatan untuk kreativitas, alat-alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep
bilangan, symbol-simbol dan sebagainya.
(5) Sudut
ke Tuhanan
Alat-alat yang disediakan antara lain
seperti maket-maket rumah ibadah (mesjid, gereja, pura, wihara), peralatan
ibadah, alat-alat lain yang sesuai untuk menjalankan agama,gambar yang memupuk
rasa ke Tuhanan dan sebagainya.
(c) Pembelajaran
berdasarkan minat
Pembelajaran berdasarkan minat
menggunakan 10 area yaitu area agama, balok, bahasa, drama, matematika, IPA,
music, seni/ motorik halus, pasir dan air, membaca dan menulis. Alat/ sumber
belajar berdasarkan minat anak antara lain sebagai berikut:
(1) Area
agama
Maket tempat ibadah (mesjid, gereja,
pura, wihara), gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah,
mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku iqra, dan sabagainya.
(2) Area
balok
Balok-balok berbagai ukuran dan warna,
logo,lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai
ukuran dan warna, kotak geometri, kubus berpola, tusuk gigi dan lain
sebagainya.
(3) Area
berhitung/ matematika
Lambang bilangan, kepingan geometri,
kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon
hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol,
pensil, manic-manik, gambar buah-buahan dan sebagainya.
(4) Area
IPA
Macam-macam tiruan binatang,
gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan
tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang, batu
kerikil, pasir, bunga karang, magnet dan sebagainya.
(5) Area
music
Seruling, kastanyet, maracas, organ
kecil, tamburin, kerincingan, tri angle, gitar kecil, word block, kulintang,
angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana dan sebagainya.
(6) Area
bahasa
Buku-buku cerita, gambar seri, kartu
kategori kata, nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel,
kartu nama-nama hari, kartu nama-nama, majalah anak, Koran, macam-macam gambar
sesuai tema dan sebagainya.
(7) Area
membaca dan menulis
Buku tulis, pensil warna, pencil 2B,
kartu huruf, kartu kata, kartu gambar dan sebagainya
(8) Area
drama
Tempat tidur anak (boneka), lemari
kecil, meja kursi kecil, kompor-komporan, piring, sendok, garpu, gelas,
cangkir, teko, keranjang belanja, mixer, blender, sikat gigi, odol, dan
sebagainya.
(9) Area
pasir/ air
Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember
kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol plastic, cetakan pasir, penyiraman
tanaman, dan sebagainya
(10)
Area seni dan motorik
Meja gambar, meja kursi anak, krayon,
pensil berwarna, pencil 2B, kapur tulis, arang, buku gambar, kertas akdo, bahan
sisa, dan sebagainya.
2. Alat/
sumber belajar diluar ruangan kelas
Alat/ sumber belajar
diluar ruangan kelas yang digunakan hendaknya memenuhi kebutuhan anak untuk
memupuk perkembangan motorik, intelektual, social, dan emosional. Guru
hendaknya member kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman
bermain dengan menggunakan berbagai macam alat/ sumber dan memberi bantuan
serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.
Penempatan alat/sumber
belajar diluar kelas diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan segi
keamanan anak sehingga member kebebasan gerak kepada anak dalam bermain.
B. Kegiatan
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak
1. Bidang
Pengembangan di TK
a. Bidang
Pengembangan Pembiasaan
Pembiasaan adalah upaya
yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku anak, yang meliputi perilaku
keagamaan, social, emosional, dan kemandirian. Pembiasaan dilaksanakan dengan
cara berikut:
1) Kegiatan
rutin adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah setiap hari, misalnya berbaris,
berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2) Kegiatan
spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta tolong
dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, dan menjenguk teman yang sakit.
3) Pemberian
teladan adalah keegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan/ contoh yang
baik kepada anak, misalnya memungut sampah di lingkungan sekolah dan santun
dalam bertutur kata.
Kegiatan terpogram
adalah kegiatan yang deprogram dalam kegiatan pembelajaran (program semester,
SKM, dan SKH), misalnya makan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
b. Bidang
Pengembangan Kemampuan Dasar
Kegiatan untuk
meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai tahap perkembangannya.
1) Kemampuan
berbahasa
Agar anak mamppu
mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana, secara tepat,
berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat anak untuk berbahasa
Indonesia
2) Kognitif
Agar anak mampu
mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan
masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan
waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan serta persiapan pengembangan
kemampuan berpikir teliti.
3) Fisik/motorik
Untuk mengenalkan dan
melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol
gerakan tubuh dan koordinasi, keterampilan tubuh, dan menerapkan cara hidup
sehat.
4) Seni
Agar anak dapat menciptakan
sesuatu berdasarkan imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreativitas.
2. Prinsip-prinsip
Pembelajaran di TK
a. Bermain
sambil belajar dan belajar seraya bermain.
b. Pembelajaran
disesuaikan dengan perkembangan anak.
c. Pembelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan anak, baik fisisk maupunpsikologis secara optimal.
d. Pembelajaran
terpusat pada anak yakni anak diberi kesempatan menentukan pilihan,
mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan atau mengalami sendiri. Guru sebagai
pembimbing dan fasilitator.
e. Pemebelajaran
menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai sarana atau wadah mengenalkan
berbagai konsep pada anak, menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang
utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak, dan menjadikan pembelajaran lebih
bermakna.
f. Pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu
menciptakan kegiatan yang menarik, yakni membangkitkan rasa ingin tahu anak dan
memotivasi anak untuk aktif mencoba, berpikir kritis, dan kreatif, serta
menjadikan suasana kelas menyenangkan.
g. Mengembangkan
kecakapan hidup, yakni kecakapan yang diperlukan anak dalam kehidupan
sehari-hari, seperti merawat kebersihan diri, berpakaina sendiri, menolong diri
sendiri, makan sendiri, dan lain-lain.
h. Didukung
oleh lingkungan yang kondusif.
i.
Pembelajaran bermakna.
j.
Pembelajran yang dinamis dan dialogis
(demokratis). Menjadiakn interaksi guru dengan anak dan anak dengan anak
optimal.
3. Asas-asas
pembelajaran di TK
a. Asas
Apersepsi
Keberhasilan anak mengolah
hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuam dan pengalaman awal yang dimiliki
sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran guru hendaknya memperhatikan
pengetahuan dan pengalaman awal anak tersebut agar anak bisa mencapai hasil
belajar secara optimal.
b. Asas
Kekonkretan
Anak berada dalam taraf
berpikir konkret. Oleh sebab itu, pembelajaran yang diberikan terhadap anak
perlu menggunakan alat peraga, agar yang dipelajari anak menjadi konkret
sehingga anak mudah mempelajarinya.
c. Asas
Motivasi
Belajar akan lebih
optimal jika anak memiliki dorongan atau motivasi untuk belajar. Oleh sebab
itu, pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak.
d. Asas
Bekerja Sendiri
Dengan membiasakan anka
untuk bekerja sendiri akan membuat anak terlatih mandiri dan memecahkan
masalahnya sendiri. Oleh sebab itu, pembelajaran yang diberikan hendaknya dapat
melatih anak untuk mandiri.
e. Asas
Kerja Sama (Kooperatif)
Dengan bekerja sama,
keterampilan social anak berkembang optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran dapat
mengembangkan keterampilan social anak. Misalnya, menghargai pendapat anak
lain, aktif dalam kerja kelompok, membantu anak lain, dan lain-lain.
f. Asas
Individualisasi
Setiap anak berbeda
dengan anak lain. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan
individu, misalnya perbedaan minat, gaya belajar, dan lain-lain agar anak
mencapai hasil belajar secara optimal.
g. Asas
Korelasi
Aspek pengembangan yang
satu berkaitan dengan aspek pengembangan yang lain, misalnya perkembangan
bahasa berkaitan dengan perkembangan kognitif dan perkembangan kognitif
berkaitan dengan perkembangan perilaku (pembiasaan), dan lain-lain.
h. Asas
Belajar Seumur Hidup
Proses belajar
berlangsung sepanjang hayat. Oleh sebab itu, pembelajaran di sekolah hendaknya
diupayakan untuk membekali anak agar anak bisa belajar seumur hidup dan
mendorong anak agar selalu ingin dan berusaha belajar kapanpun dan dimanapun.
4. Metode
pembelajaran di TK
a. Metode
Bercerita
Metode bercerita berupa kegiatan menyimak
tuturan lisan yang mengisahkan suatu peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan
daya imajinasi, daya pikir, emosi, dan penguasaan bahasa anak.
b. Metode
Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan
bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anka dengan guru atau antara anak
dengan anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1) Bercakap-cakap
bebas
2) Bercakap-cakap
menurut poko bahasan
3) Bercakap-cakap
berdasarkan gambar seri.
Dalam
bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada kemampuan
yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut pokok bahasan dilakukan berdasarkan
pokok bahasan tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri menggunakan
menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
c. Metode
Tanya Jawab
Metode tnaya jawab dilaksanakan dengan cara
mengajukan pertanyaan tertentu kepada anak. Metode ini digunakan untuk:
1) Mengetahui
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak
2) Member
kesempatan anak untuk bertanya
3) Mendorong
keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
d. Metode
Karya Wisata
Metode karya wisata dilakukan dengan
mengajak anak untuk mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan kompetensi yang
diajarkan.
e. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan cara
mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara atau suatu keterampilan. Tujuannya
agar anak memahami dan dapat melakukannya dengan benar, misalnya mengupas buah,
memotong rumput, menanam bunga, mencampur warna, meniup balon kemudian
melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan, dan lain-lain.
f. Metode
Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan
pengalaman kepada anak melalui bermain peran, yakni anak diminta memainkan
peran tertentu dalam suatu permainan peran. Misalnya bermain jual beli sayur
mayor, bermain menolong anak yang jatuh, bermain menyayangi keluarga, dan
lain-lain.
g. Metode
Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan
pengalaman kepada anak dimana anak member perlakuan terhadap sesuatu dan
mengamati akibatnya. Misalnya balon ditiup, warna dicampur, air dipanaskan,
tanaman disirami atau tidak disirami, dan lain-lain.
5. Model
Pembelajaran di TK
Model pembelajaran adalah langkah-lngkah
pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik anak dan kompetensi yang akan
dicapai, interaksi dalam proses pembelajaran, alat/media, dan penilaian.
6. Dimensi
perkembangan, bentuk kompetensi dan hasil belajar anak TK
Dibawah ini tabel dimensi perkembangan,
bentuk kompetensi dan hasil belajar anak TK:
Dimensi
perkembangan
|
Bentuk
kompetensi
|
Hasil
belajar
|
Fisik
|
Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya
dalam rangka latihan kelenturan otot
|
1. Anak
dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dalam rangka
keterampilan menulis
2. Berkembangnya
kemampuan motorik kasar, koordinasi, dan keseimbangan untuk melakukan
berbagai gerak
|
Kognitif
|
Anak
mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
|
1. Anak
dapat mengenali benda sekitarnya menurut bentuk, jenis dan ukurannya.
2. Anak
dapat memahami konsep-konsep sains sederhana
3. Anak
dapat mengenal bilangan
4. Anak
dapat mengenal ukuran bentuk geometri
5. Anak
dapat mengenal ukuran
6. Anak
dapat mengenal konsep waktu
7. Anak
dapat memahami kinsep-konse matematika sederhana
|
Bahasa
|
Anak dapat berkomunikasi secara lisan
serta memperkaya perbendaharaan kosa kata, dan menulis dengan symbol-simbol
yang melambangkannya (persiapan, menulis)
|
1. Anak
dapat berkomunikasi secara lisan
2. Anak
dapat memperkaya kosa kata
3. Anak
dapat mengenal bentuk-bentuk symbol-simbol sederhana
4. Anak
dapat membaca gambar (pramembaca)
5. Anak
dapat pemenuhan rasa ingin tahu
6. Anak
dapat memahami bahasa isyarat
|
Social
emosional
|
Anak mampu mengadakan hubungan dengan
orang lain, mematuhi peraturan disiplin dan dapat menunjukkan reaksi emosi
yang wajar
|
1. Anak
dapat berinteraksi dengan orang lain
2. Anak
dapat mengenal disiplin
3. Anak
dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar
4. Anak
dapat menjaga keamanan diri
5. Anak
dapat mengenal disiplin
6. Anak
dapat menunjukkan reaksi yang wajar
7. Anak
dapat menjaga diri
|
Seni
|
Anak
mampu mengungkapkan gagasan dan daya ciptanya dalam berbagai bentuk
|
1. Anak
dapat menggambar sederhana
2. Anak
dapat mewarnai
3. Anak
dapat menciptakan sesuatu dengan berbagai media
4. Anak
dapat bergerak sesuai dengan irama music
5. Anak
dapat menyanyi
6. Anak
dapat bergerak mengikuti benda-benda dilingkungan (tanaman,binatang)
7. Anak
dapat melakukan senam
|
Moral
dan nilai-nilai agama
|
Anak
mampu percaya akan ciptaan Allah, mencintai sesama
|
1. Anak
dapat berdoa
2. Anak
dapat mengenal ibadah secara sederhana
3. Anak
dapat menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan
4.
Anak dapat mengenal sopan santun
5.
Anak dapat mengenal tanggung jawab
6.
Anak dapat mengenal kebersihan
7. Anak
dapat mencintai tanah air
8. Anak
dapat mengenal musyawarah dan mufakat secar sederhana
|
C. Kegiatan
pembelajaran di Kelompok Bermain
1. Prinsip
Pendidikan pada Kelompok Bermain
Kelompok Bermain merupakan salah satu
bentuk pendidikan anak usia dini pada ajlur pendidikan nonformal dengan
mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Pronsip-prinsip pendidikan dalam
Kelompok Bermain adalah:
a. Setiap
anak itu unik. Mereka tumbuh kembang dari kemampuan, kebutuhan, keinginan,
pengalaman dan latar belakang keluarga yang berbeda.
b. Anak
usia 2-6 tahun adalah anak yang senang bermain. Bagi mereka bermaiin adalah
cara mereka belajar. Untuk itu kegiatan bermain harus dapat memfasilitasi
keberagaman cara belajar dalam suasana senang, suka rela dan kasih sayang dengan
memanfaatkan kondisi lingkungan sekkitar.
c. Pendidik
yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang memiliki kemauan
mendidik, memahami anak, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak,
penuh kasih sayang dan kehangatan serta bersedia bermain dengan anak.
2. Perencanaan
Program Pembelajaran
Program pembelajaran adalah susunan
kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun pembelajaran. Kegiatan yang
harus disusun dan ditetapkan meliputi:
Sesuai dengan sistem semester, ada tiga
macam perencanaan kegiatan bermain di Kelompok Bermain, yaitu:
a. Perencanaan
Tahunan dan Semester
Beberapa langkah yang harus ditempuh oleh
seorang pendidik dalam membuat perencanaan tahunan dan semester:
1) Untuk
memulai kegiatan awal tahun ajaran baru, antara lain penyusuna jadwal dan
pengadaan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran pelaksaan program kegiatan
bermain anak didik.
2) Kegiatan
semester antara lain menyiapkan buku program kegiatan mingguan dan harian serta
pembelanjaan fasilitas-fasilitas keperluan semester.
b. Perencanaan
Kegiatan Bermain Mingguan dan Harian
Perencanaan satuan kegiatan mingguan adalah
penyusunan persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dalam satu
minggu. Perencanaan satuan kegiatan harian adalah penyusunan persiapan
pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dalam satu hari untuk meningkatkan
kecerdasan holistic anak dengan mengacu menu pembelajaran generic.
1) Kegiatan
mingguan adalah kegiatan yang secara pasti bisa diprogramkan setiap minggu.
Misalnya, setiap hari senin deprogram Tanya jawab bagi anak didik, hari sabtu
deprogram kegiatan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bermain yang telah
diselenggarakan.
2) Kegiatan
harian antara lain kegiatan bermain yang akan diberikan kepada anak didik,
termasuk memeriksa kebersihan dan ketertiban ruang bermain anak didik. Kegiatan bermain mingguan dan harian
disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dan ditetapkan meliputi:
1. Tema
kegiatan
2. Kelompok
yang akan melakukan kegiatan bermain
3. Semester
dan tahun ajaran
4. Jumlah
waktu
5. Hari
dan tanggal pelaksanaan
6. Jam
pelaksanaan
7. Tujuan
kegiatan bermain
8. Materi
yang akan dimainkan sesuai dengan tema
9. Bentuk
kegiatan bermain
10. Setting
lingkungan
11. Bahan
dan alat yang diperlukan dalam bermain
12. Evaluasi
perkembangan anak
Pendidik mengidentifikasi perilaku anak didik yang perlu
dibentuk melalui pembiasaan. Hal ini dapat terwujud dalam kegiatan sehari-hari
di Kelompok Bermain, seperti kemandirian dalam melepas dan memakai sepatu,
mengambil makanan dan minuman, membereskan alat makan dan minumnya dan
membereskan alat mainannya.
Pendidik juga mengidentifikasi kemampuan dasar anak didik
yang perlu dikembangkan, seperti moral, social emosional, kemampuan berbahasa,
kognitif, seni, fisik dan motorik.
c. Perencanaan
persiapan jenis permainan
1) Perencanaan
persiapan jenis permainan adalah segala sesuatu yang diperlukan sebelum
melaksanakan proses kegiatan bermain.
2) Tujuan
penyusunan persiapan jenis permainan adalah:
a) Agar
anak mendapatkan kesempatan bermain yang bervariasi dan cukup waktu.
b) Agar anak
mendapatkan stimulasi pendidikan yang optimal sehingga semua potensi anak dapat
dikembangkan dengan baik.
c) Agar
memudahkan pendidik dalam megarahkan dan mendampingi anak didik dalam kegiatan
bermain
d) Agar
memudahkan pendidik melaksanakan pengewasan dan evaluasi keberhasilan kegiatan
bermian dalamm mencapai tujuannya.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Kelompok Bermain
mengacu oada Kalender Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Kantor Departemen
Pendidikan Nasional yang berisi jadwal kegiatan-kegiatan pendidikan, yaitu:
a. Jadwal
Kegiatan Bermain
Ada lima hal yang ditetapkan dalam kegiatan
bermain, yaitu:
1) Kegiatan
bermain yang akan dimainkan anak didik
2) Alat
permainan edukatif yang akan dimainkan anak didik
3) Waktu
untuk menyelenggarakan kegiatan bermain
4) Tempat
untuk menyelenggarakan kegiatan bermain
5) Tenaga
pendidik yang bertugas mendampingi anak bermain
Dalam
penyusunan jadwal berdasarkan tema tidak harus sama dengan urutan dan alokasi
waktu, melainkan disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak saat tema itu
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Usia
2-3 tahun, kegiatan bermain per minggu minimal 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
minimal selama 2 jam dengan pertemuna ideal selama 4 jam.
2) Usia
4-6 tahun, kegiatan bermain per minggu minimal 5 kali pertemuan dan maksimal 6
hari. Tiap pertemuan minimal selama 2,5 jam dengan pertemuan idela selama 6
jam.
3) Jadwal
libur sekolah dalam menyambut hari-hari
besar nasional dan keagamaan.
Jenis
kegiatan main harus sesuai dengan perkembangan anak sehingga anak senang dan
mau mematuhi peraturan yang diberikan.
Contoh
pengaturan waktu kegiatan main:
r Pembukaan : 15 menit
r Saat
llingkaran : 15
menit
r Kegiatan
main : 60 menit
r Saat
mengingat kembali : 15 menit
r Istirahat : 30 menit
b. Pelayanan
Bimbingan
1) Bimbingan
kepada anak
a) Mencakup
pelayanan bimbingan kepada anak didik misalnya: membantu mengenal lingkungan
Kelompok Bermain dan rumahnya, membantu memahami bakat dan minatnya, membantu
mengenal kemampuan dirinya sendiri.
b) Mencakup
penilaian bimbingan kepada anak didik untuk mengetahui sejauh mana anak dapat
mengenal lingkungan Kelomppok Bermain dan rumahnya, bisa memahami bakat dan
minatnya serta bisa mengenal kemamppuan dirinya sendiri.
2) Bimbingan
kepada orang tua
a) Memberikan
informasi yang diperlukan orang tua berkenaan dengan keadaan anaknya,
memberikan bantuan cara mengatasi maslah anak, membantu memahami keseluruhan
kegiatan bermain dilembaga yang bersangkutan.
b) Memberikan
informasi yang diperlukan orang tua tentang proses pembelajaran di Kelompok
Bermain.
c) Pembinaan
kepada orang tua anak didik mengenai tunbuh kembang anak, kesehatan anak, gizi
anak dan program pembelajaran di Kelompok Bermain.
4. Evaluasi
a. Evaluasi
atau penilaian kegiatan bermain merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh
pendidik untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan anak didik
sebagai hasil kegiatan bermainnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana
pertumbuhan dan perkembangan anak didik dari waktu ke waktu. Bentuknya dapat
berupa narasi yang menggambarkan perkembangan kemampuan anak didik selama waktu
tertentu. Cara mengevaluasi adalah dengan mengamati perilaku anak ketika
bermain misalnya mengamati perkembangan moral, social emosional, kemampuan
berbahasa, daya pikir, fisik dan motorik, serta hasil karyanya.
b. Kegiatan
evaluasi dilakukan sebagai berikut:
1) Pencatatan
kehadiran anak didik harus dilakukan agar dapat diketahui anak didik yang rajin
dan selalu mengikuti kegiatan bermain. Dengan adanya pencatatan kehadiran anak
dapat diketahui anak didik yang kadang-kadang atau sering tidak masuk, sehingga
pengelola atau pendidik dapat memberikan pembinaan dengan terlebih dahulu
mengetahui sebab-sebabnya. Misalnya, anak sakit atau pergi dengan orang tuanya.
Ada juga anak tidak masuk karena ingin ditunggu oleh ibunya, malu atau takut
dengan orang lain. Untuk memecahkan masalah tersebut, maka perlu difikirkan
bagaimana cara menciptakan lingkungan kelompok bermain yang menyenangkan bagi
anak didik. Pengelola dan pendidik harus bisa bersikap sebagai oran tua dan
teman bagi anak, ramah, menyenangkan, dan tidak ditakuti anak.
2) Pencatatan
kegiatan anak didik dapat dilakukan denga cara membuat catatn anekdot. Anekdot
adalah jenis pengamatan yang berupa narasi atau cerita tentang perilaku anak.
3) Berdasarkan
catatan tersebut pengelola atau pendidik dapat mengetahui factor-faktor
penyebabnya sehingga dapat mencari pemecahan yang efektif.
c. Hasil
evaluasi anak diserahkan melalui orang tuanya secar berkala misalnya setiap
bulan, per triwulan, semester atau per tahun.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Program pembelajaran di TK terdiri atas pengelolaan
pembelajaran yang didalamnya terdapat pengaturan ruangan kelas,
pengorganisasian anak didik,dan pengaturan alat/ sumber belajar. Adapun bidang
pengembangan di TK meliputi bidang pengembangan pembiasaan dan bidang
pengembangan kemampuan dasar. Selain itu juga terdapat prinsip-prinsip
pembelajaran, asas-asas pembelajaran dan metode pembelajaran di TK. Didalam
asas pembelajaran terdapat asas apersepsi, asas kekonkretan, asas motivasi,
asas bekerja sendiri, asas kerja sama (kooperatif), asas individualisasi, asas
korelasi dan asas belajar seumur hidup.
Didalam metode pembelajarannya terdapat berbagai metode yaitu metode bercerita,
metode bercakap-cakap, metode Tanya jawab, metode karyawisata, metode
demonstrasi, metode sosiodrama atau bermain peran dan metode eksperimen.
Kegiatan pembelajaran di kelompok bermain meliputi prinsip pendidikan, perencanaan program
pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
2. Saran
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca, terutama bagi kita calon
pendidik.
DAFTAR
ISI
Aqib
Zainal. 2009. Belajar dan pembelajaran di
Taman Kanak-Kanak. Bandung. Yrama Widya
Suryadi
Ace. 2006. Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Kelompok Bermain. Jakarta. Direktorat pendidikan anak usia dini
Trianto.
2009. Mengembangkan pembelajaran tematik. Jakarta. Prestasi Pustja Publisher
Yus
Anita. 2011. Penilaian Perkembangan
belajar anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta.
Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain,2006.
SAYA BACA BAGUS
BalasHapusBrmanfaat skali
BalasHapusInformasi yang sangat bagus. Ternyata bagi guru kreatif bisa
BalasHapusmenjadikan kerang sebagai pembelajaran kreatif
Mohon ma'af sebelumnya apa bila pertanyaan saya tidak pas untuk ditanyakan disini.
BalasHapusMengapa MANASIK HAJI diterapkan kepada program pendidikan TK dan PAUD..???
Terimakasih, mudah-mudahan tersampaikan kepada para yg membuat programnya..
mohon maaf apa bila jawaban ini kurang pas untuk Memberikan pemahaman ilmu dasar manasik haji kepada siswa siswi anak PAUD, juga diharapkan dapat berimbas kepada orangtua siswa sehingga yang sudah mampu untuk melaksanakan ibadah haji memiliki ketertarikan untuk melaksanakan rukun islam ke-5 tersebut.
BalasHapus@Karena anak-anak usia 4-6 tahun memiliki daya ingat yang kuat, diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini bisa merangsang mereka jika sudah dewasa kelak untuk berkeinginan (niat) melaksanakan ibadah haji.
SANGAT BERMANFAAT PAK,SEBAGAI REFERENSI KAMI YANGADA DI PEDALAMANINI,TERIMA KASIH
BalasHapusGambling problem with gambling: Casinos, bonuses and withdrawal
BalasHapusThe list includes casinos that allow 아산 출장마사지 you to withdraw money. Gambling problems with gambling. 문경 출장마사지 Gambling problem with gambling. Gambling problem with gambling. Gambling problem 논산 출장샵 with gambling. Gambling problem with gambling. Gambling problem with 양주 출장마사지 gambling. 평택 출장안마 Gambling problem with gambling.